Namitsutiti

Let's enjoy our Fanfiction

A Day With You

Leave a comment


Author : namitsutiti

Cast : Jeon Jungkook BTS (22 th) & Kim Sera OC (24th)

Genre : Romance

Length : Oneshoot

Rate : 18+

Summary : Kebersamaan yang serasa mimpi. Jungkook seorang idol sementara Sera karyawan biasa

A/n : Hiatus nulis FF udah 3 tahun, jadi maklum aja kalau tulisannya berantakan lagi, mulai dari nol hehe.

Mau liat respon nya dulu deh, kalo banyak yang memberi respon, aku bakal nulis lagi. Dapet dorongan semangat dari kalian semua, karena memang aku tuh terkena writer block hahay. Jadi udah ga minat lagi nulis FF hehe.

*

*

“Sayang, hari ulang tahun mu apa jadi ke sini?” tanya Sera merajuk. Sera tahu harusnya ia tak melakukan itu. Sesuatu yang menjurus kearah memaksa. Kekasihnya, dia sibuk akan profesinya yang seorang idol.

“Iya sayang, aku akan pergi,” jawabnya yang entah keberapa kali. Dua hari lagi, ia berulang tahun. Biasanya ia merayakan itu bersama rekan segrup nya. Untuk tahun ini, Jungkook tidak bisa menghabiskan waktu sepenuhnya bersama mereka. Para hyung nya ini sempat protes, namun Jungkook segera mengatakan, ia bisa merayakan dengan mereka di malam hari. Sebelumnya Jungkook ingin menghabiskan waktu dengan keluarganya. Padahal, itu dengan sang kekasih.

“Awas ya kalau sayang bohong~” kembali, Sera merengek.

“Iya sayang.”

“Baiklah. Nanti kalau sudah sampai apartemen kabarin ya. Aku tidak libur kerja.”

“Iya sayangku. Yasudah sampai ketemu nanti ya. Kita harus tidur. Ini sudah larut malam.”

“Iya suamiku~ emmuachhh.”

Panggilan telepon itu pun selesai.

*

*

*

Jungkook menyalakan lampu apartemen Sera. Ia mengganti sepatunya dengan sandal rumah. Butuh waktu dua jam untuk sampai ke sini. Dalam sebulan, keduanya hanya bertemu satu atau dua kali.

Jungkook melirik jam, pukul 09:05 p.m. Sera kebagian shift malam. Dia bekerja di sebuah restoran sebagai kasir. Jungkook berpikir, Sera sedang di perjalanan pulang. Seraya menunggu Sera datang, Jungkook menyalakan TV.

Jungkook membuka kantong plastik yang dibawanya. Itu adalah kardus makanan yang berisi Dorayaki kesukaan Sera. Tak lama kemudian, pintu apartemen terbuka. Oh, Sera sudah pulang.

Sera berjalan cepat menuju Jungkook. Ia tersenyum gembira. “Sayang~ aku rindu.” Sera tak bisa lagi menahan kerinduannya. Ia memeluk Jungkook erat. Betapa senangnya Sera setelah tiga minggu tidak berjumpa.

“Iya sayang, akupun begitu.” Jungkook menatap Sera di depannya. Jungkook mencium dalam bibir pujaan hatinya.

Sera sudah merasa tidak heran dengan kelakuan Jungkook. Setiap keduanya bertemu, kakasihnya seperti lebih menginginkan sentuhan, sementara dirinya selalu suka bermanja-manja. Padahal umurnya lebih tua dua tahun daripada Jungkook. Tetapi ia tidak malu melakukannya.

Sera langsung memutuskan tautan bibirnya saat ia merasa cukup lama. Sera ingin bermanja dahulu sebelum Jungkook terburu-buru meminta jatahnya.

Sera menempatkan dirinya diantara kaki Jungkook. Ia paling suka duduk seperti ini. Sera menyandarkan punggungnya ke dada bidang Jungkook.

“Sayang, aku selalu ingin bertemu setiap hari. Bisakah?” Sera mendongak, menatap Jungkook. Matanya begitu meyiratkan harapan yang begitu besar.

“Sabar sayang, kita bisa melakukannya setelah menyelesaikan semuanya. Aku ingin memberikan rumah untuk kedua orang tua ku, mengumpulkan modal usaha untuk kita kedepannya-”

” -karena aku tidak bisa bergantung dengan industri hiburan ini yang tidak bisa memberiku kepastian. Aku tidak seberbakat dan sehebat yang lain.”

Sungguh, keinginannya pun sama. Memiliki impian untuk hidup bersama. Itu sudah tak tahan lagi. Tapi Jungkook tahu, ia harus bersabar dan berjuang untuk kedepannya. Jungkook memeluk Sera lagi.

“Coba lihat apa yang kubawa.” Jungkook menunjuk ke arah barang bawaannya. Yang terletak di atas meja. Sera segera membuka kardus tersebut.

“Wah~~ Dorayaki!” Gadis itu berbinar melihat makanan kesukaannya. “Terima kasih, ya sayang!”

Sera tersenyum lebar dan ia mengecup kilat bibir Jungkook. Setelahnya, Sera sibuk memakan Dorayaki. Mengabaikan Jungkook.

Kesal atas sikap Sera, Jungkook memeluk Sera dari belakang. Ia menaruh dagunya di pundak Sera.

“Sayang, geser ke belakang duduknya,” pinta Jungkook. Napasnya sedikit memberat. Sera menuruti. Ia menggeser bokongnya sesuai keinginan Jungkook.

“Lagi,” Jungkook melanjutkan. Merasa belum puas. Sera melakukannya. Sekarang bokong Sera benar-benar menekan Mr.P Jungkook.

“Sayang, dia menginginkannya,” keluh Jungkook. Sera langsung gelisah mendengar ucapan Jungkook. Memang, lelaki itu selalu tidak bisa mengontrol dirinya saat sudah bertemu dengannya.

*

*

*

Jam sudah menunjukkan pukul 12:10 a.m. Keduanya masih terjaga. Dan ini sudah masuk hari ulang tahun Jungkook. Beberapa jam sebelumnya, mereka habiskan dengan melakukan ‘ini-itu’, menonton film horror dan bermain game di handphone.

Sera mendekati Jungkook, “sayang, coba lihat deh, banyak yang memberi ucapan selamat kepadamu.” Tunjuk Sera di inbox instagram maupun twitter pribadi milik Jungkook. Pria itu hanya menanggapinya datar juga tidak peduli.

“Sayang~ aku sudah mengantuk. Ayo tidur.” Sera memeluk sebelah lengan Jungkook, kepalanya berada di atas dada Jungkook.

“Yasudah sana.” Jungkook mengatakakannya sembari kesal. Ia berusaha melepaskan pelukan Sera. Kemudian menggeser, menjauhi Sera di atas ranjang kekasihnya itu. Sera tidak suka yang dilakukan Jungkook.

“Kenapa sayang bersikap seperti itu.” Sera sudah akan menangis dengan sikap Jungkook yang tiba-tiba kasar. Jungkook maarah.

Jungkook menaruh sebelah tangannya di atas kepala. Ia membuang muka menghadap tembok. Sera bangkit, memeriksa raut wajah lelakinya. Kedua mata Jungkook terlihat berair. Apa Jungkook sungguhan mengangis? Sera pikir itu tidak mungkin. Sera ikut sedih melihat Jungkook tapi juga ingin tertawa.

“Lho, sayang menangis ya?” Sera merasa bersalah. Ia mengerti mengapa Jungkook bisa marah terhadapnya.

“Tidak!” Bantah Jungkook ketus.

Duh, Sera semakin merasa terancam sekarang. Jika Jungkook sedang marah, Sera selalu kesulitan untuk meredakannya.

Karena itu, Sera berusaha menaiki tubuh Jungkook. “Mengapa sayang marah?” Yang dibalas terdiamnya Jungkook.

“Aku mau mencium sayang.” Sera menundukkan tubuhnya. Jungkook segera menutup menutup mulut menggunakan tangan. Namun Sera tetap memaksa untuk bisa mencium bibir Jungkook.

Sera berusaha menyingkirkan tangan Jungkook meski susah. Sera tidak ingin meneyerah! Hanya dengan ini meredakan amarah Jungkook. Melihat kegigihan Sera, akhirnya Jungkook luluh. Jungkook membiarkan Sera menciumnya dan tidak membalasnya.

Jungkook menurunkan Sera dari atas tubuhnya. Lagi-lagi Sera memeluk Jungkook, tetapi lelaki itu menghindar.

“Menjauhlah!” Kesal Jungkook. Sera menggeleng. Sera menempeli Jungkook kembali dan Jungkook mengizinkan Sera menang. Sera yang keras kepala sementara Jungkook tempramental. Mudah untuk marah terhadap hal yang kecil sekalipun.

“Apa yang kau pikirkan itu, orang lain memberi selamat kepadaku. Kau tidak melakukannya. Kekasih sendiri!” Jungkook benar-benar marah. Tidak ada panggilan sayang. Menggantinya dengan ‘kau’.

Jungkook selalu marah saat Sera memanggil ‘kau’. Itu tidak sopan. Meskipun Sera tengah marah, dia tidak boleh memakai ‘kau’. Tidak adil, karena Jungkook selalu menggunakannya ketika marah.

“Kenapa? Apa aku harus mengucapkannya pertama kali? Jam dua belas tepat? Mengapa sayang mengagungkannya? Kita bukan anak remaja lagi.” Sera mencoba menjelaskan. Ia menyadari perkataannya sedikit kasar. Sera tidak bisa menahan emosi di awal.

Dengan lembut, Sera berkata, “lagipula, kemarin aku sudah mengucapkannya melalui pesan. Sayang lupa ya?”

“Ah sudahlah. Kau sudah membuatku marah maka puaskan ‘dia’.” Jungkook merapatkan milik keduanya. Kemudian mencium Sera. Gadis itu hanya bisa pasrah. Padahal miliknya masih sakit.

*

*

*

Sera terbangun saat sudah pukul 11:50 pm. Ia segera mandi. Setelah itu, pergi ke minimarket sebelah apartemen. Tanpa membangunkan Jungkook. Sera membeli telur, susu kental manis, mentega, dan satu sachet bubuk brownis instan. Ia berencana membuat kue ulang tahun untuk Jungkook. Sera hanya akan membuat sederhana yang penting bisa dimakan. Ia tidak membeli kue ultah langsung. Sera memilih membuatnya sendiri.

Sera tidak pernah membuat kue. Oven dan alat yang lainnya saja tidak punya. Jadi ia memilih brownis instan yang siap dibuat. Tidak perlu oven dan mixer. Itu hanya diaduk dengan sendok lalu mengukusnya.

*

*

Jungkook menggeliat. Melihat jam di dinding. 01.12 pm. Hnn, ternyata ia bangun telat sekali. Jungkook menyadari bahwa Sera tidak ada di kamar. Jungkook berjalan menuju kamar mandi. Setelahnya, ia mencari Sera.

Jungkook menemukan Sera di dapur. Ia melihat sisa bahan. “Apa yang sedang sayang lakukan.”

Sera berjengit mendengar suara Jungkook. Dia mengagetkannya. “Membuat kue, sayang.”

Jungkook mengernyit dahi. “Katanya ingin jalan-jalan. Ini sudah mau sore. Tetapi malah membuang waktu.”

Sera kembali teringat. Benar juga apa yang dibicarakan Jungkook. Ia selalu merengek pergi jalan-jalan di hari ulang tahun Jungkook. Tapi Sera juga ingin membuat kue seperti yang telah direncanakan. Kalau ia melanjutkannya, waktunya tidak cukup. Hari akan semakin sore. Itu karena keduanya bangun terlalu siang.

“Tapi aku ingin membuat kue untuk sayang.”

“Lantas sayang ingin pergi atau tidak?”

Menelan rasa keinginan terbesarnya, Sera mrngucapkan, “yasudah aku membuat kue saja. Jalan-jalan bisa lain kali.”

Padahal selama sembilan bulan pacaran, mereka tidak pernah pergi jalan-jalan. Keduanya selalu menghabiskan waktu di apartemen. Terlalu malas pergi. Lagipula Sera bisa lebih dekat dengan Jungkook dan melihatnya sampai puas. Ia tidak pernah merasa bosan atau jenuh. Jungkook hanya sehari bersamanya saat bertemu.

Selagi menunggu kue nya matang, Sera mengajak Jungkook makan siang. Ia telah membeli ayam goreng dan sup kesukaan Jungkook.

Setelah dua puluh menit, Sera mematikan kompor. Mengangkat kue nya yang sudah matang. Aromanya sungguh harum. Dengan hati-hati, Sera menaruhnya di piring besar. Saat akan memisahkan wadah cetakannya, tiba-tiba kue nya retak lumayan besar. Sera kecewa melihatnya. Karena sudah tidak cantik lagi.

Sera kembali memperhatikan kue nya. Kalau ia memberikannya kepada Jungkook tanpa hiasan, ia juga kecewa karena buatannya terlalu jelek. Akhirnya Sera mengambil beberapa jenis buah di kulkas untuk menghias kuenya. Dia bagian tengah, Sera membentuk huruf J menggunakan susu putih kental manis. Benar-benar sederhana. Sera mencoba untuk tidak bersedih atas hasil kue brownis nya.

*

*

“Selamat ulang tahun, babi.” Sera menyodorkan kue nya ke hadapan Jungkook. Mereka tengah berada di ruangan bersantai.

“Kau bilang apa?” Tanya Jungkook. Wajahnya datar.

“Selamat ulang tahun, babi,” ulang Sera.

“Babi?”

“Iya.”

Perkataan Sera membuat ekspresi Jungkook lebih parah. Sera semakin bingung dengan raut muka Jungkook. Mengapa Jungkook seperti itu? Apa Jungkook kembali marah dikarenakan ia baru mengucapkannya sekarang? Atau Jungkook tidak suka dengan kue jelek ini. Berbagai pertanyaan itu, membuat hati Sera sedih. Ia terluka. Kembali Sera menyalahkan dirinya. Harusnya ia mengucapkannya pertama kali. Semestinya ia membeli kue tart yang cantik. Sera hanya ingin memberi ucapan seraya memegang kue. Alasan ia mengundur waktu. Sera tidak sempat membuatnya dari kemarin. Jungkook sudah bersamanya.

“Sayang tidak menghargai aku! Aku sudah membuatnya meski jelek.” Sera menangis! Ia sudah tidak tahan lagi. ” Yasudah kalau tidak mau biar aku memakannya sendiri.” Sera melakukannya. Air matanya terus mengalir saat memakannya.

Jungkook memandangi Sera. Ia cukup tersentuh dan kasihan melihat Sera menangis. “Aku bukannya tidak menghargai. Perhatikan ucapanmu itu. Babi, babi. Kau pikir aku babi?”

“Hiks, aku kan cuma bercanda. Aku bermaksud mengatakan panggilan sayang dalam bahasa inggris. Baby,” balas Sera sambil terisak.

“Kau mengulangnya tiga kali. Bagaimana aku tidak kesal.”

“Maaf.” Sera menunduk. Merasa bersalah dan tidak sopan.

Sera menyodorkan kue brownis yang hampir dimakan setengahnya. “Cobalah.”

Jungkook mengambil kue tersebut memakai sendok. Ia memakannya hingga hampir habis. Hal itu membuat Sera senang. Ia melupakan kesedihannya.

“Kita jadi pergi tidak?”

Sera begitu gembira Jungkook mengatakan itu. Dari kemarin ia selalu membuat Jungkook kesal. Tetapi lelaki itu masih mau menuruti keinginannya. Sera melirik jam tangannya. Pukul tiga sore. Masih ada sedikit waktu.

“Iya!” Sera langsung bergegas ganti baju. Tidak lupa untuk berdandan seadanya.

“Bagaimana kalau kita pergi ke sungai Han saja yang dekat?” Tanya Sera. Ia sangat senang bisa melakukan keinginannya itu. Pergi jalan-jalan bersama dan membuat kue di hari ulang tahun Jungkook.

“Boleh.”

*

*

“Sayang, apa keinginanmu di hari ulang tahunmu ini?”

Seperti biasa, Sera duduk di depan Jungkook, diantara kedua kaki kekasihnya.

“Aku hanya ingin sayang jangan terlalu cemburuan. Mudah menangis juga.”

Sera merengut mendengar permintaan Jungkook. “Kok sayang yang memiliki keinginan, mintanya seperti itu samaku?”

“Iya! Kalau sayang begitu terus, aku tinggalkan.”

“Eh, jangan! Iya aku turuti.”

Jungkook tersenyum. Ia mengecup kepala Sera.

“Sayang, lihat deh, ada duda ganteng. Hehe.” Sera menunjuk seorang lelaki sekitar tiga puluh tahun yang duduk sendirian tak jauh dari keduanya.

Jungkook hanya menanggapinya biasa. Ia tidak mengatakan apapun.

*

Hari semakin sore. Mataharipun sudah akan tenggelam. Waktu keduanya untuk berpisah. Sera selalu merasa tak rela melakukannya. Ia harus merasa cukup atas waktu yang dihabiskan bersama.

Sebelum Sera berpisah dengan Jungkook, hatinya sakit akan rindu. Sebelum Jungkook pergi saja, rindu itu datang lebih dulu.

“Sayang, aku harus kembali ke dorm.”

“Iya sayang. Hati-hati di jalan ya. Aku menunggu pertemuan kita lagi.”

“Iya sayang.”

Sera mencium kening, kedua pipi, dan bibir. Begitu juga Jungkook.

Saat Jungkook sudah pergi dengan mobil jemputannya, Sera selalu merasa kehilangan. Pertemuan itu serasa mimpi. Sera menghela napas. Menaiki lift apartemen. Ruangannya penuh dengan kebersamaannya dengan Jungkook. Membuatnya semakin merasa rindu.

“Baru beberapa menit, tanpamu aku sudah rindu, sayang.”

*

*

*

END

Boleh dong yang sudah baca Like dan komentarnya gimana?

tinggalkan balasan