Namitsutiti

Let's enjoy our Fanfiction

[FF Freelance] Destiny Part 2

15 Comments


1521911_352234228294122_5697089793959950124_n
Main Cast : – Park Jiyeon (Tara) 
– Yoo Seungho (Actor)
– Lee Hyun Woo (Actor
– Park Chorong (Apink)
Genre : Sad, hurt/Comport, Romantis, Marriage Life
Ratting : 17
Leght : Chapter
Song : My Destiny- Lyn. Hurt- Tara. My Sea- Park Jiyeon (Tara)
Author : Regita OhJiSe

Sudah seminggu lebih Seungho tidak pulang kerumah, dan Jiyeon sudah terbiasa akan hal itu. Sekarang Jiyeon akan ke supermarket terdekat.

“Sudah seminggu lebih. Udara semakin dingin” gumam Jiyeon sembari merapatkan mantel biru mudanya. Melangkah santai sembari melihat orang yang berlalu lalang, entah itu dengan sepasang kekasih atau dengan teman, bahkan ada yang sendiri seperti dirinya. Jiyeon hanya mengela nafas kecil saat mengingat hidupnya tak sesempurna orang lain. Brug! “Aww” rintih Jiyeon saat ia terpleset “Kau tak apa?” tubuh Jiyeon menegang saat mendengar suara berat itu. Ia kenal suara in! Dengan perlahan ia menoleh kebelakang DEG! Jiyeon melihat Seungho sedang membantu seseorang yang juga terpleset “Aku tak apa” “Makannya jangan lari. Sekarangkan musim dingin dan aspal disini licin” Seungho mengusap rambut hitam itu lembut “Apakah itu kekasihnya” gumam Jiyeon “Ne hehe. Eoh kajja! Aku sudah sangat lapar” yeoja manis itu merangkul Seungho dan mereka pun melangkah menuju cafe terdekat. Jiyeon terus memperhatikan sampai seseorang menepuk pundaknya “Kau bisa berdiri?” Jiyeon tersentak dan mendongkak “Lee Hyun woo”
 
“Kau tahu aku sangat merindukanmu!!!” teriak Hyun woo membuat orang yang berlalu lalang menoleh ke arahnya, dan tak heran sampai ke tempat cafe “Orang itu bersemangat sekali ya hhihi, sampai terdengar kesini” ucap Chorong sambil membuka buku menu, Seungho hanya terdiam sembari melihat punggung orang yang berteriak tadi. Cafe ini memang hanya di lapisi kaca besar jadi tak heran bila pengunjung yang berada di cafe ini bisa melihat orang yang sedang diluar “Orang aneh” sinis Seungho. Chorong menatap Seungho sembari tersenyum kecil “Kau ingin makan apa?”

“Aku juga sangat merindukanmu Hyun woo-ah” Jiyeon memeluk Hyun woo. Dan tanpa ragu Hyun woo membalas pelukan Jiyeon “Semenjak kau sudah menikah, kita jarang bertemu” mengelus lembut punggung mungil itu “Dan akhirnya kita bisa bertemu lagi. Lagi pula kau juga sibuk berkerja di perusahaan appamu” Hyun woo melepas pelukannya dan menangkup kedua pipi chubby Jiyeon “Kau kedinginan?” “Umm” 
“Bagaimana kalau kita membeli coffee di cafe biasa kita” “Baiklah” 
Seungho terkejut saat melihat wajah wanita yang sedari tadi di peluk namja berisik itu ‘Jiyeon’ batinnya. Tangan Seungho mengepal saat melihat wajah Jiyeon di tangkup 

–Brag!- Chorong terkejut saat Seungho memukul meja kayu itu “Kau kenapa Sayang?” “Chorong-ah aku rasa, malam ini aku tidak menginap di apartemenmu” Seungho bangkit dan pergi meninggalkan Chorong yang masih tak mengerti “Seungho! Yoo Seungho!” 
“Kemana dia?” gumam Seungho sembari melihat orang yang sedang berlalu lalang “Eoh itu dia!” Drttttt! Seungho meredam emosinya. Dengan kesal ia mengambil ponselnya dan ternyata ada pesan masuk

{Besok kau harus kerumah appa bersama istrimu! Appa hanya khawatir dengan pernikahmu! Appa harap kau datang dan bisa mengurangi ke gelisahan appa}

Seungho hanya berdecak dan menoleh mencari Jiyeon “Arggg!! Hilang kan!” Seungho meninju udara kesal “Liat saja kalau kau berani balas dendam dengan selingkuh di belakangku!” geram Seungho

Jiyeon membuka pintu apartemennya. Mengganti sepatu menjadi sandal rumah “Eoh” Jiyeon tersentak saat melihat punggung lebar itu membelakanginya “Darimana kau?” Seungho membalikan tubuh sembari menatap tajam Jiyeon “Aku habis dari cafe. Kau pulang?” bukannya menjawab Seungho langsung menarik Jiyeon kasar dan memengang erat bahunya. Menatap intens seluruh tubuh Jiyeon. Jiyeon ketakutan tubuh mungilnya gemetar. ‘Lehernya bersih tanpa ada noda’ batin Seungho –Srek- “Kya! Kau mau apa?!!” Jiyeon semakin panik saat Seungho merobek bajunya sampai dada. Mata tajam itu terus mengelilingi leher serta belahan dada Jiyeon ‘Masih bersih’ “Hikss kau mau apa” Jiyeon terisak. Membuat Seungho langsung menatap mata madu coklat itu “Tidak” dengan kasar Seungho mendorong Jiyeon, setelah itu masuk ke kamarnya. –Brug!- Jiyeon terduduk lemas. Sungguh jantungnya berdegup kencang membuat sesak. Jiyeon kembali bangkit dan membenarkan bajunya.

Jiyeon dengan ragu menghampiri Seungho yang sedang berbaring “Seungho” panggil Jiyeon sembari menggoyangkan tubuhnya “Emm” “Kau ingin mandi atau makan dulu?” “…” “Kalau kau pulang aku akan tidur dimana?” “Berisik!” 

Kelopak tebal itu membuka dengan perlahan. Lengan kekarnya ia renggangkan. Posisi tidur kini menjadi duduk. Seungho menatap ke samping kanan ‘Apa?!! Dia tidur di sofa?’ batinya. Dengan perlahan bangkit dan menghampiri Jiyeon yang sedang meringkuk di atas sofa. Memandangi wajah damai itu. “Kau itu bodoh atau apa eoh?!” Seungho mensejajarkan wajahnya dengan wajah Jiyeon. Entah ada setan apa. Mata Seungho menjelajahi tubuh Jiyeon dari wajah, badan hingga kaki. Semuanya mulus dan bersinar. Iya Seungho akui kalau tubuh Jiyeon memang bagus. Dengan dada yang berisi, bibir tipis nan merah muda alami, kulit putih bersih , rambut panjang serta wangi. Sungguh sempurna! Dengan perlahan wajah elok itu mendekati sang dewi cantik {Walau aku sudah menikah dengannya, aku tak akan menyentuhnya} Kata-kata itu menghantui Seungho sampai ia memundurkan lagi wajahnya “Kau harusnya bersyukur ada Chorong di tengah kita. Kalau tidak, ku pastikan kau dalam bahaya saat ini” Kalimat itu dengan bersamaanya ia menggendong Jiyeon dan memindahkan ke kasur King-Size .

Jiyeon terbagun. Mengejapkan mata dengan bulu mata lentiknya “Eoh? Bukan kah aku ada disofa?” Jiyeon menggaruk kepalanya “Seungho? Apakah tadi benar ada Seungho pulang kerumah? Aku disini seorang diri lagi? Apakah tadi mimpi?” wajah cantik itu terlihat murung 

-Gricik- terdengar jelas ada suara air dikamar mandi “Berarti aku tidak mimpi dan Seungho pulang kerumah! KY-aaaa” Jiyeon menutup mulutnya saat ia akan beteriak senang. Jiyeon entah tahu harus melempiaskan kesenengannya bagaimana, sampai ia berguling-guling di kasurnya sambil tertawa kecil “Kau kenapa?!” Jiyeon terdiam dengan posisi terkelengkup “Tidak” Jiyeon bangkit dan duduk sambil tersenyum kaku..

Seungho mengusap rambut basahnya dengan haduk kecil dan menghempaskan dirinya di sofa “Eoh? Tadi appa mengirimku pesan kalau besok kita ke rumahnya” Jiyeon hanya mengangguk “Aku tak mau kita terlihat buruk di hadapan mereka. Dengan justru itu kita harus latihan?” Jiyeon menatap mata kelam itu “Latihan apa?” “Berciuman” Tubuh Jiyeon menegang, darah itu berdesir dengan cepat “A-apa?” Seungho bangkit dan berjalan mendekati Jiyeon “Berciuman” ucap Seungho lagi dengan jelas “Ka-kau lapar aku akan-“ “Sttt! Berisik! Kita mulai sekarang” Seungho mencengkram bahu Jiyeon “Tidak!” jerit Jiyeon “Hanya berciuman apa susahnya! Lagi pula kau pasti sudah melakukan ini sebelumnya” “Aku memang sudah melakukannya namun denganmu, dan itu pertama kalinya” Seungho terdiam tapi hanya beberapa detik, selanjutnya ia kembali memajukan wajahnya “Aku mohon jangan” lirih Jiyeon “Kau itu berlebihan sekali! Ini hanya berciuman” kesal Seungho “TIDAK!” jerit Jiyeon dan tanpa sadar mendorong keras tubuh Seungho sampai ia terjengkakang. Jiyeon lari keluar rumah.

“Jiyeon!! Aishh yeoja aneh!” Seungho bangkit dan segara mengejar Jiyeon. ‘Tap’ “Aku mohon-“ “Kau itu selalu membuat aku kesal! Dengar kita hanya berciuman tidak lebih!” bentak Seungho. Jiyeon menunduk takut “Tatap aku” Seungho memegang dagu Jiyeon dan menghadap ke arahnya. Mata tajam kembali bertemu mata sendu. Seungho memajukan wajahnya, memiringkan kepalanya. Sementara mata sendu itu terpejam. 
Bibir penuh Seungho mendarat di bibir tipis Jiyeon. Melumatnya pelan dan intens. Jantung Jiyeon berdegup kencang, seakan ingin keluar dari sarangnya. Terus mengecup sampai membuat suara kecapan. Tangan kekar itu perlahan meraba tengkuk Jiyeon se akan meminta lebih. Tanpa sadar akan terlena dengan sebuah ciuman. Tangan Jiyeon berpindah dan mengalungkan di leher jenjang Seungho. Bibir itu terus melumat atas bawah. Menikmati ciuman yang hanya untuk latihan. Melupakan janji dengan sang kekasih.

Bruk! Bibir itu terdiam. Seungho memundurkan wajahnya meninggalkan benang saliva yang akan terputus “Hikss” isakan keluar dari bibir mungil itu. Mata tajam Seungho membulat saat melihat sang kekasih berada di pagar rumahnya “Chorong” gumamnya “Kau-kau” Chorong tak kuasa menahan air mata dan sakit di dada. Menjantuhkan makanan kecil yang berbentuk bulat. Chorong pergi meninggal 2 insan yang baru saja melakukan hal yang sangat menyakitkan baginya. “Chorong!!” Seungho mengejar Chorong. 

Jiyeon terdiam. Air bening itu perlahan terjun dengan bebasnya “Dia melihatnya” lirih Jiyeon. Baru saja terbang bebas sekarang ia harus menerima sakitnya jatuh yang dengan kasar di hempaskan ke bumi. Sungguh sakit! Seungho meninggalkannya, demi wanita yang dicintainya. Seharusnya Jiyeon tak harus berharap lebih, sungguh menyakitkan sekarang! Seharusnya Jiyeon benar-benar menolak ciuman manis itu! Tapi sudah terlambat hatinya sudah merasakan perih dan nyeri!

TBC~

15 thoughts on “[FF Freelance] Destiny Part 2

  1. Pengen nendang pantatnya seungho deh… jgn mainin unniku please

    Like

tinggalkan balasan